Apa yang membuat orang-orang jenius begitu mempesona? Ada banyak, sebenarnya, dan salah satunya adalah “kegilaan” mereka, “kenyentrikan” atau kekenthiran mereka. Kita orang awam tampaknya sangat terpikat pada orang-orang besar yang unik, dengan perjalanan hidup yang tak lazim, yang mengalami banyak persoalan hidup dan kejiwaan, namun tetap mampu menghasilkan karya besar. Masih ingat betapa larisnya kisah jenius matematika John Nash dalam cerita “Beautiful Mind” atau penggalan kisah sedih Virginia Woolf dalam “The Hours”? Kesuksesan buku dan film semacam itu membuktikan bahwa publik begitu tertarik dengan cerita orang-orang kreatif yang sembari berusaha mengatasi gangguan dalam jiwanya, menaklukkan “setan” dalam dirinya, namun tetap mampu produktif dan menghasilkan karya besar. Kisah-kisah ini memberi kita harapan bahwa sesungguhnya kita bisa mengatasi kesulitan dan keterbatasan diri kita, meski di sisi lain juga menunjukkan kerapuhan diri kita. Barangkali, inilah paradoks yang paling menarik:
prestasi kreatif besar bisa pula lahir dari pikiran dan jiwa yang tersiksa, tertekan dan terguncang.
Tri Wibowo BS alias Mbah Nyut
Rektor Sekolah Tinggi Kenthiriyyah
Mursyid Thoriqoh Fisbuqiyyah al-Kenthiriyyah
Warranty: yg menulis tidak gila, hanya Kenthir
disclaimer: setelah membaca kok jadiikut gila, bukan urusan mbah Nyut. khusus bagi pembaca 17 tahun ke atas dan bermental baja, tidak termehek-mehek, ndak mudah stres dan sebaiknya pembaca memiliki selera humor berdosis tinggi.
Pelatihan Humor untuk Eksekutif
-
*Pelatihan Humor untuk Eksekutif*
*Silabus Pelatihan*
*Tujuan Instruksional Umum:*
Tujuan pelatihan humor ini adalah tercapainya kemampuan praktis...
9 years ago
0 comments:
Post a Comment