Headlines News :

Arsip










Quo Vadis Lawak Indonesia?

LAWAK INDONESIA MAU KE MANA?(Kuliah Umum, Workshop, dan Pertunjukan)

I. KULIAH UMUM (terbatas-mendaftar)
Hari/ Tgl. : Sabtu, 27 Juni 2009
Waktu: 10.00-15.00 WIB
Tempat: Yayasan Bagong Kussudiardja
Pemateri: DARMINTO M. SUDARMO (Mantan Redaktur Majalah Humor), EKO BEBEK (IDEA Production, EO, suka melawak), dan Mbak MELKO (Personil Pangkur Jenggleng, Perempuan Pelawak)
Moderator: ANANG BATAS (MC yang suka melawak)

II. WORKSHOP LAWAK (terbatas-khusus peserta)
Hari/ Tgl. : Minggu, 28 Juni 2009
Waktu: 10.00-15.00 WIB
Tempat: Yayasan Bagong Kussudiardja
Peserta: perwakilan praktisi dan pemerhati lawak (Yogyakarta, Surabaya, Bali, Papua, Semarang, Tegal, Solo, Makasar, dan Padang Panjang)
Moderator: ANANG BATAS dan YU BERUK (Personil Obrolan Angkring, Perempuan Pelawak)
Moderator: KUSEN ALI (Yayasan Umar Kayam, tidak bisa melawak) dan SHOLAHUDIN (Jojoncenter Dokumentasi Komedi Indonesia, pemerhati lawak, tidak selalu lucu)

III. PERTUNJUKAN
(Umum)
Merupakan pertunjukan lawak gabungan para pelawak YOGYAKARTA, SURABAYA, BALI, PAPUA, SEMARANG, TEGAL, dan SOLO.
Sutradara: ANANG BATAS dan YU BERUK
Hari/ Tgl. : Senin, 29 Juni 2009
Waktu: 19.00-21.00 WIB
Tempat: Yayasan Bagong Kussudiardja
CATATAN BEKAL NONTON (boleh diabaikan jika tidak lucu):
Di Indonesia, humor juga telah menjadi bagian dari keseharian. Juga sering menjadi saluran ekspresi kondisi di bawah tekanan. Cerita-cerita yang diangkat oleh ludruk (Jawa Timur), Dagelan Mataram (Yogyakarta) dan Lenong (Betawi) sering menggambarkan situasi kehidupan sosial masyarakat yang sering juga berperan sebagai memori sosial. Selain ekspresi masyarakat yang tertindas, humor juga menjadi sarana menyampaikan keluhan dan kritik oleh para seniman lawak pada penguasa. Tentu tidak semua pihak dapat menerima kritik meski disampaikan dengan humor. Seorang legenda Ludruk dari Surabaya, Cak Durasim, bahkan harus mengakhiri hidupnya di tiang gantungan tentara Jepang karena “parikan” yang populer: “Pagupon omah dara, melu nipon urip tambah sengsara” (Pagupon rumah Burung Dara, ikut nipon hidup tambah sengsara).

Akan tetapi, paling tidak dalam 10 tahun terakhir, humor berada di posisi yang tidak begitu baik. Menurut Budi Irawanto, dosen komunikasi UGM dalam sebuah diskusi dengan Jojoncenter, tayangan humor yang ada di televisi saat ini sebagian besar terjebak pada banyolan semata. Semestinya kondisi politik dan ekonomi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, para seniman komedi yang adalah juga bagian dari masyarakat dapat menjadikannya sebagai bahan humor yang tidak hanya sekedar banyolan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial.

Alasan utama acara ini adalah keinginan memetakan kembali arah tujuan seni komedi di tanah air dan mendorong para seniman komedi untuk tetap berkarya dan meningkatkan kepekaan terhadap kondisi sosial masyarakat: LUCU, LAKU, namun juga KRITIS!
Kerja bersama:
YAYASAN UMAR KAYAM, JOJONCENTER DOKUMENTASI KOMEDI INDONESIA, HIVOS, dan YAYASAN BAGONG KUSSUDIARJDA

Kontak:
0818469457 (Sholahudin), 08562884070 (Guntur), 081328787553 (Vindra), 08156898020 (Putri)

Amir Taqi's Works

Amir Taqi's Works

Popular Posts

Related Blog or Site

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kostum - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger | Distributed by Rocking Templates